Punden Berundak-Undak (Batu Banta) di Padang Kandi VII Koto Talago

Dalam buku Budaya Alam Minangkabau (BAM) Punden berundak-undak adalah beberapa balok batu yang disusun secara berundak-undak. Terletak di Padang Kandi Kenagarian VII Koto talago Kec.Guguak Kab.Limo Puluah Kota- Payakumbuh Sumatera Barat. Merupakan satu-satunya di minangkabau.

Satu buah balok batu berukuran 40 x 40 cm. Panjangnya sekitara enam meter. Pada lapisan bawah disusunlah balok sebanyak delapan buah.

Pada lapisan kedua disusun pula balok batu sebanyak tujuh buah, pada lapisan ketiga disusun enam buah, pada lapisan ke empat disusun sebanyak lima buah
dan seterusnya. Hingga pada puncaknya diletakkan sebuah balok.

Oleh Masyarakat padang kandi punden berundak-undak atau yang lebih di kenal sebagai BATU BANTA ini mempunyai beberapa cerita legenda. Seperti halnya legenda Menhir di Mehat, kec. Bukitbarisan kab.Lima puluh kota, Sumbar.

Jadi satu buah punden berundak-undak
setinggi delapan tingkat membutuhkan
balok batu sebanyak 8+7+6+5+4+3+2+1=36 buah balok batu.
Kalau dilihat dari sisi samping, tampak
seperti tangga batu Punden berundak undak berfungsi sebagai tempat mengadakan saji-sajian bagi masyarakat purba yang masih beragama animisme dan dinamisme dahulu kala.

Dengan tujuan untuk menolak bahaya
atau semacam bencana seperti gempa bumi, angin rebut, penyakit menular dan sebagainya. Dan juga bisa sebagai meminta rahmat dari sang ESA. Seperti minta hujan, minta kesuburan tanah
dan sebagainya.

No comments:

Post a Comment