Punden berundak-undak (Stone Banta) at Padang Kandi Village

In the book Natural Minangkabau culture (BAM) Punden berundak are some stone blocks arranged berundak. Located in the Padang Kandi Kenagarian VII Koto Talago Kec.Guguak Kab.Limo Puluah Payakumbuh-town West Sumatra. Is the only one in the Minangkabau.

One piece of stone blocks measuring 40 x 40 cm. Sekitara six meters in length. At the bottom layer was composed of as many as eight beams.

In the second layer is also composed seven pieces of stone blocks, at the third layer composed of six pieces, the fourth layer composed of five pieces
and so on. Until a beam placed on top.

By the Society of desert kandi punden berundak or better known as STONE BANTA has several legends. As with any legend Menhir in Mehat, excl. Bukitbarisan kab.Lima twenty cities, West Sumatra.

So the fruit punden berundak
eight-level need
stone blocks as much as 8 + 7 + 6 + 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 36 pieces of stone blocks.
When viewed from the side, looks
like Punden staircase steps stone stairs serves as a place to hold a serving-dish for people who are still ancient religion of animism and dynamism of yore.

With the aim to avert danger
or some kind of disaster such as earthquake, wind seized, infectious diseases and so on. And also as requested mercy of the ESA. As for rain, soil fertility requested
and so on.


stone banta at padangkandi

Kawah Biru Pekanbaru Yang Fenomenal

Beberapa hari belakangan ini, para netters Pekanbaru dihebohkan oleh kawah biru yang beredar di berbagai media sosial seperti: BBM, Path, Twitter maupun Facebook. 
Kawah Biru sendiri merupakan sebuah tanah berpasir putih yang di genangi air hujan sehingga menjadi seperti kawah berpasir putih dan air biru. Fenomena ini kemudian tersebar dari mulut ke mulut, terutama di kalangan anak muda yang ingin menyaksikan keindahan panorama alam ini serta menjadikan lokasi ini sebagai foto profil di akun media sosial.
Kawah Biru sendiri terletak di tanah kosong milik karyawan PLN yang tak jauh dari hotel labersa Desa Tanah Merah, Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Masyarakat Kota Pekanbaru tampaknya sungguh haus akan objek wisata. Seperti fenomena "Kawah Biru" yang berada tak jauh dari Hotel Labersa, Pekanbaru. 
Kini sedang santer jadi perbincangan orang. Karena wisata di Pekanbaru yang memang minim, sehingga banyak pengunjung terutama kawula muda yang datang kemari. Apalagi fenomena kawah biru ini memang jarang dijumpai, maka tak ayal banyak orang yang penasaran ingin melihatnya. Adapun biaya parkir per motor dikenai Rp 5000 dan Rp 10000 per mobil oleh beberapa tukang parkir “dadakan”.
Pengunjung dari luar daerah juga banyak yang datang. "Ada juga yang dari Rengat, Duri, Kampar, paling banyak Pekanbaru.
Untuk menuju lokasi wisata dadakan ini, aksesnya cukup mudah. Dari pusat kota Pekanbaru, tinggal masuk dari Jalan Parit Indah, lalu ikuti jalan aspal yang menuju Labersa. Kemudian terus saja hingga masuk ke Gapura Perumahan Griya Tika Utama lalu belok kiri. Sekitar 300 meter jalan aspal akan dijumpai tonggak perumahan berwarna orange sebelah kanan. Tinggal ikuti jalan tanah itu lalu berjumpalah dengan si Kawah Biru.
Hmmm, jadi penasaran nih pengen kesana. Ada yang udah kesana..? saya sudah lho...tgl 5/9/14 kemaren kesana lihat kayak mana kawah biru yang jadi fenomena di pekanbaru tersebut... Lokasi wisata dadakan ini, tidak ada hubungannya dengan kawah gunung merapi dan sebagainya. Hanya bekas galian tanah yang digenangi air tampak biru. Di situ tampak pula plang yang bertulis tanah tersebut dimiliki karyawan PLN. 
Sedikit kecewa karena berharap di situ ada tempat yang indah selain melihat air biru. Tapi hanya itu tok saja... Hahahahaaa Tapi saya juga poto-poto lah disana...hehehe 

ini dia lokasinya



 ramainya sangat

ini anak yang selalu mandi dan main pasir disana


ini baru saya lho... hehe


buat selfie2 an juga.. hahaha