"Unemployment" sama dengan "Jomblo"

Pernahkah Anda punya teman yang tetap fokus ‘melototin’ layar monitor pas malam Minggu dengan alibi bahwa dia tidak bermalam Minggu karena tidak punya pacar sibuk mencari bahan makalah? Lantas apa reaksi Anda? Percaya lalu pergi bermalam minggu begitu gembiranya?

Atau anda pernah ketemu dengan Mas-mas Om-Om pengkolan yang rambutnya di cat Ungu, berotot dengan bulu kaki lebat tapi berbando dan blush on-an?Pernahkah? PERNAHKAH? PERNAHKAAAHH???!! (Sengaja saya ulang biar efek dramatisnya kerasa).

John Maynard Keynes feat Indhiet Keynes

Bersyukurlah Keynes punya otak cemerlang yang akhirnya menjadi Ekonom termashyur lalu melahirkan gagasan ekonomi makro, ekonomi moneter dan teori permintaan dan penawaran yang berhubungan dengan output.

Hampir sepakat dengan Om Keynes, saya juga setuju bahwa masalah ekonomi tidak hanya melulu soal penawaran, perilaku konsumen, penerimaan, biaya dan laba rugi suatu perusahaan. Tapi lebih ke lingkup yang lebih luas. Pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pengangguran dan kebijakan ekonomi. Kenapa kok bisa? Entah, saya lebih setuju aja. Mungkin. #MulaiGakYakin

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu dampak dari pemikiriran Om Keynes yang hebat ini adalah munculnya Pengangguran, yang di zaman Om Adam Smith, sama sekali tidak terpikirkan dan masih belum ditemukannya solusi yang benar-benar solusi sampai sekarang.

Jika dalam teori ekonomi makro disebutkan, orang yang usianya telah pantas menjadi angkatan kerja dan sedang mencari pekerjaan minimal dalam jangka waktu empat minggu tetapi masih tetap menganggur disebut Tuna Karya yang lebih akrab kita dengan sebutan Pengangguran (unemployment) maka saya mencoba memandang dari sisi yang bedanya cuma dikit.

Dari jaman pelajaran PKn masih PPKn dan PPKn masih PMP, dari jaman PSPB belum jadi pelajaran Sejarah, kita sudah diajarkan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Merugilah orang yang tidak peka terhadap orang lain di lingkungannya.

Selama ini kita terlalu terfokus pada prinsip Permintaan dan Penawaran di ekonomi Mikro yang kita hubung-hubungkan dengan-penyebab-kenapa-mereka-Jomblo.
Oh, mereka Jomblo karena ‘permintaan’ si calon gebetan terlalu tinggi dan supplier gak kuasa ngimbangin. Jomblo deh..
Gak! Gak Cuma itu temans, mari kita bahas dari versi Ekonomi Makro

1. Jomblo Friksional (Frictional Unemployment)

Terjadi karena apa yang kita punya (fisik, kematangan emosional dan materi) tidak sesuai dengan apa yang diinginkan Calon Cem-ceman.
Ditahap Jomblo ini masih berlaku sih penawaran (kualitas yang kita punya) dengan permintaan (keinginan si calon pacar). Tapi cuman dikit. Dikit banget malah.

2. Jomblo Cyclical (Cyclical Unemployment)

Jomblo musiman. Kita sebut saja begitu, jomblo yang terjadi karena situasi yang berubah-ubah sesuai dengan siklusnya.
Misalnya, dalam satu ruangan ada belasan cowok mendadak jomblo karena diputusin sama pacarnya yang lagi PMS massal. Bawaan ceweknya pengen minta putus aja gak tau kenapa. Bosan liat mukanya, emosi nyium bau keteknya, inilah-itulah.
Tapi jangan khawatir, namanya juga musiman. Ntar juga kalo malem minggu paling si cewek minta balikan lagi.

3. Jomblo Struktural (Structural Unemployment)

Jomblo yang terjadi karena adanya perubahan yang sangat berarti di struktur kehidupan asmara mereka.
Mereka inilah orang-orang yang dengan kerelaan hati memilih untuk Jomblo dalam periode tertentu.

Trus, gimana dengan gue yang keseringan Jomblo dari pada punya pacarnya?”
“ Itu derita lo dong.”
HAHAHAHAHA....

No comments:

Post a Comment